Sunday, December 14, 2014

Aplikasi Metode Akustik untuk Uji Kesegaran Ikan

Jaya, Indra; Ramadhan, Dewi Kartika
 This paper describes an attempt to introduce acoustic method as an alternative for measuring fish freshness. The method was first tested and compared to the conventional and well accepted method, such as organoleptic, TVB, TPC and pH. The test was carried out by direct comparison between the acoustic measurements with the conventional one on Pangasius sp for the 24 hours period after the fish is killed. The test results show that there is a good qualitative agreement between the two methods, where the degradation of fish quality can be differentiated clearly as a function of time. Thus the attempt to introduce acoustic method as an alternative technique for measuring fish freshness is promising and encouraging.

Diversifikasi Produk Kerupuk Opak dengan Penambahan Daging Ikan Layur (Trichiurus sp)

Salamah, Ella; Susanti, Mar'atun Rohmah; Purwaningsih, Sri
Date: 2008
 
 Ikan layur merupakan salah satu jenis ikan air laut yang ada di Indonesia. Ikan ini belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Upaya peningkatan kesukaan dan pemanfaatan terhadap ikan ini adalah adanya diversifikasi menjadi produk yang digemari salah satunya adalah kerupuk opak. Kerupuk opak merupakan salah satu bentuk produk kerupuk yang cukup dikenal di Sukabumi. Kerupuk opak dibuat dari singkong secara sederhana dan tidak harus menggunakan teknologi proses yang rumit, sehingga dapat diterapkan dalam usaha skala kecil atau skala rumah tangga. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu pendahuluan dan utama. Konsentrasi daging ikan layur (Trichiurus sp) yang digunakan pada penelitian pendahuluan meliputi 0% (kontrol) dan dengan penambahan daging ikan layur (Trichiurus sp) sebesar 6 %, 12 %, 18 %, 24 % dan 30 %. Penelitian tahap pendahuluan panelis lebih menyukai kerupuk opak dengan konsentrasi daging ikan sebesar 6% berdasarkan uji sensori. Kerupuk opak ikan terpilih tersebut digunakan pada penelitian utama dengan perlakuan pengemasan plastik PE (polietilen) tertutup (sealer) dan terbuka (tidak disealer), serta disimpan selama 6 minggu. Penelitian utama panelis lebih menyukai kerupuk opak ikan 6 % dengan kemasan terbuka pada penyimpanan minggu ke-1. Kerupuk opak ikan 6% dengan kemasan terbuka memiliki kadar air yaitu 14,05 %, kadar abu 4,70 %, protein 6,81 %, lemak antara 0,76 %, dan karbohidrat 73,90 %. Kerupuk opak ikan 6 % yang disimpan selama 1 minggu memiliki aktivitas air sebesar 0,64, tingkat kekerasan/kerenyahan sebesar 931,25 gf, volume pengembangan kerupuk 6,66 %, dan nilai Total Plate Count (TPC) rata-rata sebesar 2,25x102 koloni/ml.

Aplikasi probiotik amilotik pada pakan berbasis karbohidrat tinggi untuk mrningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila ( Oreochromis niloticus)

Putra, Achmad Noerkhaerin; Widanarni; Utomo, Bambang Nur Priyo
Date: 2013-03-22
 
         Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyal nilai ekonomis tinggi. Namun pada sisi lain, usaha budidaya ikan nila secara intensif menghadapi beberapa masalah, diantaranya adalah harga pakan buatan relatif mahal yang tidak diikuti oleh harga jual produk dan nilai efisiensi pakan dari ikan nila. Harga pakan buatan yang relatif rnahal ini disebabkan oleh tingginya kandungan protein dalam pakan. Pada ikan, protein lebih efektif digunakan sebagai sumber energi daripada karbohidrat (Furuichi 1988). Kecemaank arbohidratp ada ikan relatif rendahk arenak etersediand an aktivitas enzim amilased alam saluran pencernaan ikan cukup kecil dibandingkan dengan hewan terestrial dan manusia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan aktivitas enzim amilase sehingga penggunaan protein sebagasi sumber energi dapat dikurangi dan pemanfaatank arbohidrats ebagai sumber energi dapat ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkank etersedian enzim amilase pada ikan adalahm elalui penambahanp robiotik amilolitik pada pakan. Probiotik adalah suplementassi el mikroba utuh atau kompenens el mikroba pada pakan atau lingkungan hidupnya yang menguntungkan inangnya (Irianto 2003). Dalam Aplikasi Probiotik Amilolitik Pada peningkatan nilai nutrisi pakan, probiotik antara laitt memiliki rnekanisme aksi dalam menghasilkanb eberapae rlzim exogenousu ntuk pencemaanp akan seperti amilase, protease, lipase dan sellulase (Wang et al. 2008)- Enzim exogenous tersebut akan membantu eruim endogenous dari inang untuk menghidrolisis nutrien pakan seperti memecah atau menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein dan lemak yang menlusun pakan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi peranan probiotik amilolitik dalam meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). 
 

Mewujudkan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan untuk keberlanjutan perikanan Indonesia

Purbayant, Ari

                                     EDUKASI BAHAYA KANKER DALAM MENGKONSUMSI AIR SISA 
                                    REBUSAN MIE INSTAN MELALUI TALK SHOW KELILING 
                                    DI  WARUNG KOPI SEKITAR KAMPUS



Mie instan merupakan contoh makanan yang perlu diketahui kandungan
gizi dan penyajian yang sehat. Masak mie yang baik dapat meluruhkan zat lilin
maupun zat-zat kimia yang lain yang merugikan yang dapat meningkatkan risiko
kanker getah bening pada tubuh manusia. Kelemahan dari konsumsi mie instan
adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie
instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang
yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total
mie instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan
bagi  penderita  maag  dan  hipertensi.  Bagi  penderita  maag,  kandungan  natrium
yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam
yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi
akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih.
Kandungan  yang  berbahaya  lainnya  yang  terdapat  dalam  mie  instan
adalah sodium glutamat yang mendominasi juga dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah. Kandungan pewarna kuning (tartrazin) yang terdapat dalam mi
instan   lebih   berbahaya   bagi   kesehatan.   Pewarna   tersebut   bisa   membuat
kekambuhan pada penderita penyakit asthma dan efek-efek negatif lainnya pada
kesehatan  seperti  kanker  dan  penyakit  lambung  lainnya..Selain  itu  dalam  mie
instan terdapat  juga bahan pengawet dan MSG yang dapat  memicu timbulnya
penyakit kanker getah bening jika dikonsumsi secara belebihan.